Kebersamaan dalam Darul Huda Mayak

Ada Gubug Gan

Senin, 29 Maret 2010

Maryam Jameela, Masuk Islam Usai Diterpa Propaganda Yahudi


Dunia mengenal tokoh yang satu ini sebagai seorang intelektual serta penulis ternama di bidang agama, filsafat, maupun sejarah. Maryam Jameela, demikian nama muslimnya. Ia telah menghasilkan sejumlah karya yang cukup penting dalam khazanah pemikiran Islam, antara lain Islam and Western Society: A Refutation of the Modern Way of Life, Islam and Orientalis, Islam in Theory and Practice, dan 'Islam and the Muslim Woman Today'.

Salah satu hal yang patut dicatat dari tulisan-tulisan serta pemikiran Maryam Jameela, adalah keyakinannya terhadap agama Islam yang dinilainya sebagai agama terbaik. Islam merupakan agama dengan keunggulan paripurna, sehingga merupakan satu-satunya jalan untuk menuju kehidupan lebih baik, baik di dunia maupun akhirat.

Melalui karyanya, Maryam ingin menyebarkan keyakinannya itu kepada segenap umat Muslim di seluruh dunia. Harapannya adalah agar umat semakin percaya diri untuk dapat mendayagunakan keunggulan-keunggulan agama Islam tersebut demi meraih kejayaan di berbagai bidang kehidupan.

Sikap dan pemikiran yang ‘trengginas’ itu tampaknya tak bisa dilepaskan dari latar belakang kehidupan cendekiawan ini. Sejatinya, wanita kelahiran 23 Mei 1934 tersebut adalah seorang Yahudi. Keislamannya berlangsung ketika masih berusia remaja.

Ia menyandang nama Margareth Marcus sebelum memeluk Islam. Berasal dari keluarga Yahudi, Margareth dibesarkan dalam lingkungan yang multietnis di New York, Amerika Serikat. Nenek moyangnya berkebangsaan Jerman. "Keluarga kami telah tinggal di Jerman selama empat generasi dan kemudian berasimilasi ke Amerika," papar Maryam, dalam buku Islam and Orientalism .

Margareth kecil sangat menyukai musik, terutama simphoni dan klasik. Prestasinya pada mata pelajaran musik pun cukup membanggakan karena selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Hingga suatu hari dia mendengarkan musik Arab di radio, dan langsung jatuh hati.

Kian hari dirinya makin menyukai jenis musik ini. Margareth pun tak sungkan meminta kepada ibunya agar dibelikan rekaman musik Arab di sebuah toko milik imigran Suriah. Sampai akhirnya, dia mendengar tilawah Alquran dari sebuah masjid yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya di kota New York.

Margareth merasa ada kemiripan bahasa antara musik Arab dan Alquran tadi. Akan tetapi, yang didengarnya di masjid, jauh lebih merdu. Sehingga, demi untuk menikmati keindahan lantunan ayat-ayar Alquran itu, Margaret kecil rela menghabiskan waktu untuk duduk di depan masjid .

Ketika beranjak dewasa, barulah Margareth mengetahui bahwa pelantun irama yang merdu dan telah membuainya semenjak kecil, adalah pemeluk agama Islam. Sedikit demi sedikit dia lantas berusaha mencari informasi tentang Islam, tanpa pretensi apapun terhadap agama ini.

Persinggungan yang semakin intens dengan Islam baru terjadi saat menempuh pendidikan di New York University. Usianya 18 tahun kala itu. Pada tahun keduanya, Margareth mengikuti mata kuliah Judaism in Islam karena ingin mempelajari Islam secara formal.

Setiap perkuliahan, sang dosen kerap menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang diadopsi dari agama Yahudi. Segala yang baik dalam Islam pada dasarnya berasal dari kitab Perjanjian Lama, Talmud dan Midrash. Tak jarang pula diputar film-film tentang propaganda Yahudi. Intinya, yang dipaparkan di ruang kuliah sering kali menunjukkan inferioritas Islam dan umat Muslim.

Akan tetapi, Margareth tidak begitu saja termakan indoktrinasi ini. Dia merasa ada yang aneh dengan segala penjelasan tadi karena terkesan menyudutkan. Dirinya merasa tertantang untuk membuktikan bahwa segala yang diterimanya di perkuliahan ini lebih bernuansa kebencian kepada Islam.

Margareth menyediakan waktu, pikiran dan tenaga yang cukup panjang untuk mempelajari Islam secara mendalam, sekaligus membandingkannya dengan ajaran Yahudi. Apa yang terjadi? Dia justru banyak melihat kekeliruan dalam agama Yahudi, sebaliknya menemukan kebenaran pada Islam.

Hasil penelaahannnya dicurahkan dalam suratnya kepada Abul A'la al-Mawdudi, seorang ulama besar Pakistan. Di situ sia menulis, “Pada kitab Perjanjian Lama memang terdapat konsep-konsep universal tentang Tuhan dan moral luhur seperti diajarkan para nabi, namun agama Yahudi selalu mempertahankan karakter kesukuan dan kebangsaan. Sebagian besar pemimpin Yahudi memandang Tuhan sebagai agen real estate yang membagi-bagikan lahan untuk keuntungan sendiri. Maka, walau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Israel sangat pesat, namun kemajuan material yang dikombinasikan dengan moralitas kesukuan ini adalah suatu ancaman bagi perdamaian dunia."

Kecintaan Margareth kepada Islam tak terbendung lagi. Dirinya semakin mantap untuk memilih Islam sebagai jalan hidup. Akhirnya ketika berusia 19 tahun, Margareth resmi memeluk Islam, tepatnya pada tahun 1961. Dia mengganti namanya menjadi Maryam Jameela.

Seperti tertera dalam buku Islam and Orientalism, sebenarnya keinginan menjadi mualaf sudah sejak jauh-jauh hari, akan tetapi selalu dihalangi keluarganya. Mereka menakut-nakutinya dengan mengatakan bahwa umat Islam tidak akan bersedia menerimanya karena berasal dari keturunan Yahudi.

Namun, Margareth tidak gentar, dan dia mampu membuktikan bahwa apa yang dikatakan keluarganya tidaklah benar. Umat Muslim justru menyambutnya dengan hangat. Keputusan beralih menjadi Muslimah, diakuinya kemudian, juga turut dipengaruhi oleh kekagumannya pada dua karya terkenal dari Mohammad Assad, yakni The Road to Mecca dan Islam at Crossroad .

Setelah berislam, dia mengalami semacam transformasi pola pikir yang dia istilahkan sebagai ‘transformation from a kafir mind into a Muslim mind’ (transfomasi dari pikiran kafir ke pikiran Muslim). Menurut Maryam, perubahan pola pikir yang memengaruhi perilaku dan tutur kata dalam kehidupan sehari-hari, akan terjadi bila seseorang memasuki ruang keislaman. Ada perbedaan mendasar antara pemikiran dari seorang Muslim dan kafir.

Tak lama setelah itu, Maryam memulai kegiatan penuangan ide, gagasan dan pemikirannya sebagai penulis tetap pada majalah Muslim Digest terbitan Durban, Afrika Selatan. Artikel-artikelnya kerap menekankan inti ajaran tentang akhlak, takwa dan iman, serta kebenaran dalam agama Allah SWT. Dan melalui aktivitas di jurnal itu, dia semakin akrab dengan Mawlana Sayid Abu Ala Mawdudi, pendiri Jamaati Islami (Partai Islam) Pakistan, yang juga kontributor di jurnal yang sama.

Maryam sangat terkesan dengan karya dan pemikiran-pemikiran Mawdudi, sehingga memutuskan untuk berkorespondensi. Surat-menyurat antara keduanya dilakukan pada kurun waktu 1960 dan 1962, dan kemudian dibukukan dengan judul Correspondences Between Mawlana Mawdoodi and Maryam Jameela . Keduanya saling berdiskusi tentang banyak hal terkait kehidupan umat Muslim, hubungan Islam dan Barat, serta masih banyak lagi.

Sebenarnya, beberapa saat sebelum memeluk Islam, Maryam Jameela sudah aktif menulis sejumlah artikel yang intinya membela Islam. Dia juga gencar mengkritik berbagai paham modern yang seolah hendak dipaksakan untuk diterapkan kepada masyarakat Islam.

Atas undangan Mawdudi, di tahun 1962, Maryam datang ke Pakistan. Tak sekadar berkunjung, dia bahkan disarankan untuk menetap di Lahore agar bisa lebih fokus pada aktivitas intelektualnya. Beberapa waktu kemudian, dia menikah dengan Muhammad Yusuf Khan.

Sejak menetap di Pakistan, Maryam menghasilkan sejumlah karya yang berpengaruh, termasuk dalam menerjemahkan ideologi Jamaati Islami dengan bahasa yang sistematis sehingga diterima secara luas. Meski tidak secara formal terlibat dalam partai itu, Maryam adalah salah satu pembela paling gigih terhadap paham dan ideologi Jamaati Islami. Hingga kini, Maryam masih tinggal di Pakistan dan terus berkarya.

sumber: republika.co.id Selasa, 30 Maret 2010, 09:57 WIB

Nokia X6, Pelindung HAKI yang Manjakan Penikmat Musik


JAKARTA--Pasar ponsel musik tidak pernah sepi peminat. Paham betul hal tersebut, Nokia kembali meluncurkan Nokia X6 Comes With Music di Indonesia pekan lalu.

Berbeda dengan seri sebelumnya, Nokia X6 Comes With Music ini dibekali fitur-fitur inovatif model ponsel pintar, misalnya saja kamera 5 mp Carl Zeiss dual flash, full qwerty pad, baterai lithium BL5-J yang tahan selama 35 jam, layar touchscreen 3,2 inchi, memori internal 16 gb, bluetooth, support video call dan konektivitas 3,5 G sekaligus wi-fi.

"Nokia seri ini bisa alpha numeric biasa, bisa juga jadi qwerty tergantung pengguna, lebih nyaman yang mana." ujar Trainer Sales Product, Anto kepada Republika Online di sela acara Nokia X6 Hypersix Party yang berlangsung di Plaza Barat Senayan, pekan lalu.

Seperti halnya tren ponsel pintar, Nokia X6 turut dibekali aplikasi jejaring sosial macam facebook, uploader photo flicker dan OVI chat yang dapat digunakan untuk chatting sesama pengguna OVI.

Guna mempermudah hubungan komunikasi antar pengguna, Nokia X6 menyediakan contact bar untuk diisikan nomor telepon atau ponsel prioritas sebanyak 20 orang. Jadi, pengguna tak perlu repot utak-atik daftar telepon di ponsel.

Kelebihan lain yang ditawarkan bagi pengguna Nokia X6 di acara Hypersix Party ini yaitu pengguna dapat mengunduh secara gratis lagu dari Nokia Store selama satu tahun. Di Nokia Store sendiri tersedia tiga juta lagu jenis apa pun. Ini sama artinya pengguna bisa mengunduh tiga juta lagu.

Ponsel ini juga mendukung hak karya cipta musisi yang tengah didengungkan kembali pemerintah. Lagu yang diunduh dari Nokia Store tak mungkin untuk dikirim ulang ke ponsel lain.

Khusus acara Hypersix Party ini, Nokia X6 Comes With Music dibanderol Rp 3,99 juta. Sedangkan di pasaran nantinya akan dihargai sekitar Rp 4,2 juta -Rp 4,3 rupiah.

sumber: republika.co.id Senin, 29 Maret 2010, 11:34 WIB

Ibnu Miskawaih, Mendorong Pendidikan Sejak Dini


Pendidikan sejak dini bagi seorang anak akan membuat mereka kelak menjadi manusia yang baik.

Pendidikan bukanlah ranah asing bagi Ibnu Miskawaih. Ia telah lama bergelut di bidang tersebut walaupun lebih dikenal sebagai filsuf dan lekat dengan bidang etika. Maka, berserak pula uraian konsep-konsepnya tentang pendidikan.

Dalam salah satu karyanya, Tahdhib al-Akhlaq , cendekiawan Muslim asal Ray, Persia, ini menyatakan, pendidikan menunjukkan tugas dan kewajiban yang harus dilakukan orang dewasa, terutama orang tua kepada anak-anaknya.

Menurut Miskawaih, orang tua wajib memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, yang berisi pengetahuan, moralitas, adat istiadat, dan perilaku yang baik. Langkah ini untuk mempersiapkan mereka agar menjadi manusia yang baik.

Kelak, bila anak-anak itu menjelma menjadi manusia dewasa yang baik, akan memberikan manfaat bagi masyarakatnya. Mereka pun akan diterima secara baik oleh masyarakatnya. Miskawaih menambahkan, pendidikan memang bertujuan menyempurnakan karakter manusia.

Dalam pandangan Miskawaih, layaknya kebaikan yang bisa ditularkan melalui pendidikan, demikian pula dengan kejahatan. Maka, ia mengingatkan orang tua untuk secara berulang, mengingatkan dan mendidik anak-anak mereka tentang kebaikan dan kesalehan.

Selain memberikan pendidikan mengenai kebaikan, Miskawaih menekankan pula agar sejak dini orang tua mengarahkan buah hatinya berada dalam lingkungan yang baik. Orang tua harus membiasakan anak-anaknya bergaul dan berteman dengan orang-orang berperilaku baik.

Miskawaih memberikan alasan mengapa ia menekankan pentingnya lingkungan yang baik. Menurut dia, tak semua orang dapat dengan cepat menerima kebaikan yang diajarkan kepadanya. Lingkungan yang baik akan mencegah mereka yang lamban, bisa terhindar dari kejahatan.

Mereka yang lamban, harus terus-menerus mendapatkan pendidikan tentang kebaikan. Miskawaih menyatakan pula, setiap orang dapat berubah asalkan mendapatkan pendidikan secara terus-menerus tentang kebaikan.

Tak heran jika Miskawaih kemudian menyimpulkan, hal-hal yang telah terbiasa dilakukan oleh anak-anak sejak kecil, akan memengaruhinya ketika menjadi orang dewasa. Dengan demikian, anak laki-laki ataupun perempuan harus sejak dini dididik tentang kebaikan.

Pemikiran Miskawaih itu tersurat dalam bagian kedua bukunya yang berjudul, Tahdhib al-Akhlaq . Miskawaih mengatakan, pendidikan sejak dini terhadap anak-anak memiliki arti penting. Selain menanamkan kebaikan sejak dini, juga bisa sebagai sarana pembentuk karakter.

Menurut Miskawaih, tidak mudah bagi seseorang yang telah dewasa untuk mengubah karakternya. Kecuali, dalam kondisi tertentu. Misalnya, orang tersebut sadar dan menyesal atas perilaku dan moralnya yang buruk selama ini.

Lalu, orang tersebut bertekad untuk memperbaiki diri dan meninggalkan perilakunya yang buruk itu. Miskawaih mengatakan, orang semacam ini, yang memiliki kesadaran dari lubuk hatinya untuk melakukan perubahan diri, biasanya akan terus menjauhkan diri dari kejahatan moral.

Bahkan, jelas Miskawaih, orang itu biasanya akan secara sadar meminta orang lain membimbingnya ke jalan yang benar. Pun, meminta orang lain untuk selalu mengingatkannya saat ia berkecenderungan melakukan hal yang tidak baik.

Di sisi lain, Miskawaih mengungkapkan, adanya seseorang yang berusaha memperbaiki karakternya, memurnikan jiwanya yang kotor, dan membebaskan dirinya dari kebiasaan jahat, karena pada dasarnya semua orang itu baik.

Miskawaih menegaskan pula, mereka akan tetap menjadi baik karena adanya hukum dan pendidikan. Juga, ada pelatihan dan pembiasaan terhadap mereka sejak kanak-kanak, agar mereka selalu menjalankan kebaikan sesuai fitrahnya.

Bila hal ini diabaikan, ungkap Miskawaih, mereka akan jatuh dalam perangkap keburukan. Dan, tentunya hubungan spiritual dengan Allah SWT akan mengalami gangguan akibat perilaku yang buruk itu. Jadi, pendidikan menjadi hal yang sangat berperan penting.

Karakteristik buruk
Dalam pandangan Miskawaih, ada empat karakteristik buruk yang harus dihilangkan sejak anak-anak supaya mereka tidak menderita ketika dewasa. Pertama, malas, menganggur, menyiakan hidup tanpa kerja apa pun. Intinya, manusia tanpa manfaat.

Kedua, kebodohan dan ketidaktahuan yang disebabkan oleh kegagalan untuk mempelajari dan melatih diri dengan ajaran-ajaran yang diucapkan oleh orang-orang bijak. Ketiga, bersikap kurang ajar dan tak tahu sopan santun.

Hal itu terjadi karena seseorang mengejar keinginan yang tak terkendali dan berusaha melakukan perbuatan dosa dan jahat. Sedangkan keempat, adalah rasa asyik dan keadaan terbiasa dengan perbuatan buruk karena seringnya melakukan perbuatan tersebut.

Miskawaih mengatakan, untuk menghilangkan setiap karakteristik buruk di atas, dibutuhkan pendidikan ataupun pelatihan yang dilakukan secara terus-menerus. Hanya orang cerdas, kata dia, yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri dari karakter buruk tersebut.

Sekali lagi, Miskawaih menegaskan, persoalan itu bisa diatasi melalui pendidikan dan pelatihan. Keduanya bisa dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Ia menyatakan, pendidikan bisa menjadi sarana untuk mewujudkan hal-hal yang baik itu.

Miskawaih mengatakan, pendidikan ini selain berguna bagi anak-anak, juga bermanfaat bagi orang tua. Sebab, saat memberikan pengajaran dan contoh kepada anak-anaknya, mereka akan terus ingat untuk selalu menjalankan perbuatan yang baik.

Pada akhirnya, pendidikan ini akan mengarahkan anak-anak saat menjadi dewasa, untuk menjalankan kebaikan dan menghindari perbuatan jahat dengan mudah. Pun, tentunya mudah mengikuti semua ajaran yang ada di dalam Alquran dan sunah.

Mereka, jelas Miskawaih, juga akan menjadi terbiasa menjaga diri dari godaan kesenangan yang menjerumuskan kepada keburukan. Tak hanya itu, mereka juga akhirnya tak terbiasa memanjakan dirinya dalam kesenangan yang melalaikan.

Pada akhirnya, mereka lebih menginginkan untuk memiliki kemampuan yang tinggi dalam filsafat, dan mencari kedekatan diri dengan Allah. Lalu, jelas Miskawaih, mereka akan menuai persahabatan yang hangat dari orang-orang yang saleh.

Miskawaih dan Metode Pendidikan

Ibnu Miskawaih juga mengenalkan sejumlah langkah yang akan melahirkan aspek positif dalam mendidik. Ia, misalnya, memandang penting pemberian pujian. Pujian, kata dia, bisa dilakukan oleh orang tua atau pendidik ketika anak-anak melakukan hal-hal baik.

Menurut Miskawaih, patut pula memberikan pujian kepada orang dewasa yang melakukan perbuatan baik di hadapan anak-anak. Tujuannya, anak-anak bisa mencontoh sikap terpuji yang dilakukan oleh orang dewasa tersebut.

Miskawaih mengingatkan, pujian harus dilakukan untuk menekankan pentingnya tindakan-tindakan yang baik dan harus diberikan untuk tindakan yang baik-baik saja. Selain pujian, ia juga memberi saran untuk mendorong anak menyukai makanan, minuman, dan pakaian yang baik.

Namun, perlu diingatkan pula agar seorang anak atau siapa pun yang telah dewasa untuk tak makan, minum, dan berpakaian secara berlebihan. Dalam aturan makan, anak harus diberi tahu bahwa makan itu suatu keharusan dan penting bagi kesehatan tubuh.

Makan, jelas Miskawaih, bukan sebagai alat kesenangan indra. Perlu diketahui pula bahwa makanan merupakan obat bagi tubuh, yakni obat untuk rasa lapar dan mencegah timbulnya penyakit. Orang tua atau pendidik harus mengingatkan anak didiknya agar tak makan berlebihan.

Dalam cara berpakaian, Miskawaih menyatakan, saat anak telah beranjak dewasa, khususnya laki-laki, sebaiknya mereka mengenakan pakaian putih-putih dan menghindari pakaian berpola. Sebab, menurut dia, pakaian berwarna dan berpola lebih layak untuk perempuan.

Selain itu, Miskawaih mendorong laki-laki untuk tak menghiasai dirinya dengan perhiasan perempuan, seperti memakai cincin dan mempunyai rambut panjang. Mereka tidak boleh mengenakan emas dan perak dalam bentuk apa pun.

Anak-anak, jelas Miskawaih, pun harus dilatih untuk mengagumi sifat-sifat murah hati. Misalnya, berbagi makanan. Selain pujian, anak juga perlu mendapatkan peringatan bila melakukan hal tak baik. Jika anak berbuat buruk, perbuatan itu juga perlu dikecam.

Langkah ini bertujuan agar si anak tak lagi melakukan hal buruk. Jika kecaman tak membuat si anak menghentikan perbuatan buruknya, Miskawaih menyarankan tindakan terakhir, yaitu hukuman fisik. Namun, hukuman ini tak dilakukan secara berlebihan.

sumber: republika.co.id Rabu, 13 Januari 2010, 10:29 WIB

Sudah 350 Motif Batik Yogya yang Dipatenkan


YOGYAKARTA -- Hingga saat ini sedikitnya ada 350 motif batik Yogykarta yang telah memperoleh hak paten dari Kementrian Hukum dan HAM. Selebihnya motif batik Yogyakarta belum memperoleh hak paten secara resmi. Padahal motif batik di Yogyakarta mencapai 500 motif lebih.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta Hj Dyah Suminar mengatakan, sejak ditetapkannya batik oleh UNESCO sebagai warisan dunia, maka batik semakin dikenal luas di kalangan internasional. Karenanya menurut dia, edukasi terhadap masyarakat tentang batik itu sendiri sangat penting. "Kita sendiri sering menghimbau masyarakat untuk lebih mencitai batik kita, dan pada para pengrajin kita jembatani untuk kepengurusan hak paten," paparnya pada pembukaan pelatihan membatik pada masyarakat di Griya UKM Yogyakarta, Selasa (23/2).

Saat ini kata dia, penguasaan pasar batik motif Yogyakarta khususnya di DIY baru mencapai 10-20 persen dibanding batik-batik dari daerah lain, seperti Pekalongan atau Solo. Padahal kata dia, kota Yogyakarta terkenal dengan keunggulan kain batiknya, dan banyak wisatawan yang datang langsung ke Yogyakarta untuk berburu batik. "Tetapi pada realitanya, batik motif Yogyakarta atau batik yang dibuat di Yogyakarta baru menguasai 10-20 persen pasar," jelasnya.

Kondisi itu kata dia, terlihat di beberapa pasar tradisional, khususnya Beringharjo yang justru lebih banyak dikuasi oleh batik produksi Pekalongan dibandingkan dengan batik motif Yogyakarta sendiri. Namun begitu kata dia, ketersediaan barang dan bahan batik bermotif Yogyakarta atau batik yang dibuat di Yogyakarta sendiri juga lebih sedikit dibandingkan motif batik daerah lain, sehingga hal itu juga mempengaruhi produksi busana motif batik Yogyakarta. "Jumlah pengusaha batik di Yogyakarta cukup banyak, namun produksinya belum mampu mencapai angka yang signifikan untuk lebih bisa menguasai pasar," tandasnya.

sumber: republika.co.id Selasa, 23 Februari 2010, 16:04 WIB

Lukisan Kincir Angin Van Gogh Dipamerkan


AMSTERDAM--Lukisan kincir angin yang baru-baru ini diidentifikasi sebagai karya Van Gogh dipamerkan di museum Belanda. Para pakar di museum Van Gogh, Amsterdam, menyimpulkan bahwa 'Le Blute-fin Mill' dilukis oleh seniman Belanda itu pada tahun 1886.

Lukisan berwarna cerah yang menggambarkan warga Paris berjalan di sekitar kincir angin itu dipamerkan di Museum de Fundatie di Zwolle. Ralph Keuning, direktur museum Fundatie, menemukan lukisan ini pada tahun 2007 dan kemudian dinyatakan asli.

Keuning mengatakan, lukisan itu merupakan ciri khas Van Goh karena banyak orang yang ditampilkan dalam karyanya tersebut. ''Keunikan lain adalah kincir angin yang ditonjolkan," ujarnya,

Lukisan itu dibeli 35 tahun lalu oleh Dirk Hannema, pendiri museum. Saat itu ia merasa yakin bahwa lukisan itu adalah karya artis besar tersebut. Namun kemudian banyak yang tidak percaya pada dirinya setelah ia membeli lukisan pada tahun 1937 yang kemudian diketahui palsu. "Pada akhirnya, ia membuktikan bahwa ia benar," jelas Keuning.

Hannema memajang Le Blute-fin Mill di kediamannya sampai ia meninggal tahun 1984. Lukisan itu kemudian hilang dan kembali ditemukan lagi tahun 1993 dan kemudian tahun 2007.

Louis van Tilborgh, kurator museum Van Gogh di Amsterdam mengatakan, lukisan itu tidak biasa dibuat oleh seniman abad ke-19.

Lukisan itu menggambarkan warga Paris naik tangga kayu ke kincir angin di kawasan Montmartre. Namun ia menambahkan elemen lain karya itu adalah warna cerah yang merupakan keunikan Van Gogh ketika ia tinggal di Paris.

Lukisan kanvas itu juga menggunakan warna yang biasa ia gunakan di karya lain. Van Tilborgh mengatakan, "Anda dapat mengaitkannya dengan karya Van Gogh pada masa itu, namun tidak banyak."

Le Blute-fin Mill dipamerkan di museum itu sampai tanggal 4 Juli nanti, beserta karya-karya lain Van Gogh.

sumber: republika.co.id Jumat, 26 Februari 2010, 07:36 WIB

UNS Buka Peluang Bagi 341 Penerima Beasiswa


SOLO--Peluang beasiswa bagi siswa SMA kembali ditawarkan oleh Universitas Sebelas Maret Solo (UNS). Saat ini, masih terdapat kuota 314 beasiswa program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) Bidik Misi 2010 di UNS yang belum terisi. Peluang ini dibuka sampai 23 April mendatang.

Hal tersebut disampaikan Ravik Karsidi, Pembantu Rektor I UNS pada jumpa pers di UNS, Senin (22/3). Ravik mengatakan UNS mendapatkan kuota 400 mahasiswa untuk diberikan beasiswa dan biaya pendidikan melalui program beasiswa Bidik Misi dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti). Namun, pada tahap I seleksi penerimaan mahasiswa jalur PMDK sekaligus calon penerima beasiswa tersebut baru dapat menjaring 59 orang dari 487 pendaftar.

Sebenarnya, kuota beasiswa tersebut diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang masuk UNS melalui jalur PMDK atau non-PMDK. Namun, Ravik menuturkan jika pihaknya diberikan tenggat waktu penjaringan penerima beasiswa hingga Mei.

Sementara, penyelenggaraan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) belum digelar pada bulan tersebut. "Mei harus sudah selesai, maka beasiswa itu hanya untuk jalur PMDK," ujar Ravik.

Pada tahun ini, terdapat 12.400 pendaftar PMDK umum di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 1200 yang diterima masuk perguruan tinggi. Menurut Ravik, 11.200 sisanya akan dijadikan target penerima beasiswa Bidik Misi tambahan. Kali ini, setiap calon mahasiswa hanya diberikan opsi satu jurusan.

Menurut Ravik, UNS akan mengajukan lebih dari 400 nama calon penerima beasiswa ke Dikti. Hal ini lantaran, untuk mengantisipasi calon mahasiswa yang sudah diterima di universitas lain. "Biar kuotanya terpenuhi,'' jelasnya.

Besarnya beasiswa tersebut adalah Rp 5 juta per siswa per semester selama delapan semester untuk jenjang S1. Sementara, D3 sampai enam semester. Dari jumlah tersebut, Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu untuk biaya hidup, dan sisanya untuk biaya pendidikan.

sumber: republika.co.id Senin, 22 Maret 2010, 17:21 WIB

Rabu, 24 Maret 2010

MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH

Tujuan pemikahan dalam Islam adalah untuk membangun keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah yaitu keluarga yang tentram, saling cinta dan penuh kasih sayang, untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT. Agar tercapai, diantara resep yang diajarkan para ulama adalah:



1. Memasang niat dan tujuan dari perkawinan itu adalah untuk mencari ridha Allah swt, dan untuk mendapatkan keturunan yang shaleh dan shalehah. Firman Allah dalam surat Al-furqan ayat 74 yang artinya: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami jodoh dan keturunan yang dapat memberikan ketenangan hati, dan jadikan kami imam bagi orang yang bertaqwa. “


2. Menerima bahwa jodoh merupakan ketetapan dari Allah, tanpa restu dan izin yang Mahakuasa perkawinan tidak mungkin terjadi, walaupun bagaimana besarnya usaha kita. Sebagai orang yang beriman dengan takdir Allah, kita juga harus mempercayai bahwa usia perkawinan kita terletak dalam kekuasaan Allah, maka hendaklah kita senantiasa berdoa semoga jodoh perkawinan kita selalu diberikan kedamaian dan ketentraman sampai akhir hayat.


3. Dalam perkawinan membuahkan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh suami ataupun isteri. Diantara kewajiban suami adalah memberikan nafkah dhahir dan bathin, membimbing isteri dan anak-anak. Adapun diantara kewajiban istri adalah mentaati suami dalam hal yang tidak melanggar agama, menjaga kehormatan diri dan memelihara harta benda suami.

4. Saling memaafkan dan saling menghormati antara suami isteri, kita harus ingat bahwa pasangan kita adalah manusia biasa tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu apabila pasangan kita melakukan kesalahan, sudihlah kita memaafkan, dan apabila kita yang melakukan kesalahan janganlah segan-segan untuk segera meminta maaf.

5. Saling mencintai dan menyayangi, suami harus memegang bahwa tidak ada wanita yang shah kecuali isterinya, begitu juga sang istri harus yakin bahwa suaminya adalah satu-satunya lelaki yang shah baginya, ikatan keduanya harus saling dipertahankan dengan penuh amanat.

6. Saling tolong menolong dan saling pengertian, sehingga ketika suami pulang dari bekerja isteri selalu menyambut dengan penuh menyenangkan, dengan raut muka yang berseri-seri. Bagi suami, dalam kondisi lelah seperti itu ia lebih memerlukan sambutan yang menyejukkan hatinya.

7. Membiasakan untuk memegang kesepakatan bersama, yaitu berusaha agar selalu berkomunikasi sebelum mengambil keputusan, yaitu dengan bermusyawarah dan bertukar menukar pendapat.

Membangun keluarga sakinah perlu disertai kesungguhan, yakni menggerakkan segala daya dan upaya untuk tercapai saling pengertian. Harus ada kesabaran dan keikhlasan dari kedua belah pihak.

Semoga rumah tangga kita selalu mendapat barokah, menjadi keluarga yang ahli sujud, yang mendapat lindungan Allah swt, dan mengantarkan kita semua mencapai bahagia, di dunia dan di akhirat, amin.

sumber:Ummi Badriyah
http://mtmcairo.multiply.com

Selasa, 23 Maret 2010

Santri dengan secangkir kopi



Berbagai ragam cara dan trik dalam keberhasilan suatu pendidikan atau penyampaian materi kepada siswa, baik di dunia pendidikan sekolah, perkuliahan dan juga pesantren.

Suatu ketika saat saya berkunjung ke sebuah pondok yang masih belum lama berdiri, tapi dari situ aku melihat suatu aktifitas dari santri dan ustadz saat proses "ngaji" atau penyampain materi dari kyai ke santri / guru ke murid.

Aku melihat ada keakraban dalam situasi itu, dengan alas tikar dan lesehan mereka beraktifitas, di mana sang guru dan santri begitu santai dengan secangkir kopi di samping kitab yang mereka pelajari. Melihat hal itu saya coba beranikan diri untuk bertanya kepada sang guru "mengapa para santri diperbolehkan membawa secangkir kopi saat ngaji?". Sang guru menjawab "Yo supoyo podo ora ngantuk mas..." (supaya para santri gak ngantuk mas...)

Kemuadian ketika malam mereka berpindah ke gedung sebelah, ternyata itu adalah sebuah laboratorium komputer yang sudah terkoneksi dengan internet, di situ mereka belajar dan mencari informasi seputar dunia pesantren, agama dan tentunya juga segala hal yang berkaitan dengan kehidupan mereke di pesantren dan kehidupan setelah mereka selesai dari pondok pesantren tersebut.

Note: sumber gambar saya donlot tapi saya lupa dari situs mana, bagi yang merasa memiliki gambar tersebut saya minta ijin untuk postingan perdana saya ini. Tengkyu. . .